5 CD Terbaik (Yang Saya Beli) di Tahun 2015
Mengapa judul postingan saya kali ini seperti diatas, karena mungkin masih banyak CD lain yang tidak saya beli tapi lebih bagus dari CD yang ada dilist dibawah ini.
Pertama kali mendengar nama band ini dari teman saya, yang katanya band baru menjanjikan dari surabaya. Pertama kali mendengarnya masih agak pesimis, dan berpikir mungkin hanya salah satu dari sekian banyak band folk latah ditanah air. Tapi ketika disimak liriknya baru terasa ada sesuatu yang berbeda dalam band ini. Perpaduan 2 vocal dari Kharis Junandharu & Eki Tresnowening terasa sangat pas, dan lirik dengan kata - kata "unik". Kalau Jakarta punya Float, Bali punya Dialog Dini Hari kini Surabaya punya Silampukau.
Sore tanpa Ramondo ? Mungkin itu pertanyaan yang muncul ketika mendengar album ini. Sangat terasa dibandingkan dengan album 1 dan 2. Toh, tanpa Ramondo album ini masih memuaskan penggemar sore dengan aransemen yang sedikit berbeda dibandingkan dulu ketika masih ada Mondo.
Album indah yang menjadi penutup akhir tahun ini. Dengan konsep yang matang, penambahan additional player pada rekaman ini, konser yang megah dan adanya track "Putih" pada album ini, mustahil saya tidak memasukkan album Sinestesia di List ini.
Akhirnya ada angin segar di scene indie Bali. Setelah serbuan punk, kemudian hardcore, metalcore, easycore (atau apalah itu), folk akhirnya ada yang mendobrak dan membawakan psychedelic rock. Rollfast cerdik hadir ketika scene indie Bali mulai bosan dengan genre/band yang itu - itu aja. Dan konsep album debutnya pun tak main - main. Baik dari segi sound ataupun artwork band ini saya acungi jempol. Tapi lagu ke lagu dari band ini terasa mirip. Mungkin karena aliran psychedelic rock yang sering mengulang - ngulang riff (maybe).
Sang frontman Iga Massardi yang membuat saya "melirik" band ini. Memang setelah keluar dari The Trees And The Wild mas Iga sempat memperkuat band lain. Namun Barasuara terasa berbeda, sepertinya isi kepala mas Iga tertuang dalam band ini. Coba dengarkan Bahas Bahasa atau Sendu Melagu, riff & melodinya itu terus terngiang ditelinga.
Silampukau - Dosa, Kota & Kenangan
Pertama kali mendengar nama band ini dari teman saya, yang katanya band baru menjanjikan dari surabaya. Pertama kali mendengarnya masih agak pesimis, dan berpikir mungkin hanya salah satu dari sekian banyak band folk latah ditanah air. Tapi ketika disimak liriknya baru terasa ada sesuatu yang berbeda dalam band ini. Perpaduan 2 vocal dari Kharis Junandharu & Eki Tresnowening terasa sangat pas, dan lirik dengan kata - kata "unik". Kalau Jakarta punya Float, Bali punya Dialog Dini Hari kini Surabaya punya Silampukau.
Sore - Los Skut Leboys
Sore tanpa Ramondo ? Mungkin itu pertanyaan yang muncul ketika mendengar album ini. Sangat terasa dibandingkan dengan album 1 dan 2. Toh, tanpa Ramondo album ini masih memuaskan penggemar sore dengan aransemen yang sedikit berbeda dibandingkan dulu ketika masih ada Mondo.
Efek Rumah Kaca - Sinestesia
Album indah yang menjadi penutup akhir tahun ini. Dengan konsep yang matang, penambahan additional player pada rekaman ini, konser yang megah dan adanya track "Putih" pada album ini, mustahil saya tidak memasukkan album Sinestesia di List ini.
Rollfast - Lanes Oil, Dream Is Pry
Bara Suara - Taifun
Sang frontman Iga Massardi yang membuat saya "melirik" band ini. Memang setelah keluar dari The Trees And The Wild mas Iga sempat memperkuat band lain. Namun Barasuara terasa berbeda, sepertinya isi kepala mas Iga tertuang dalam band ini. Coba dengarkan Bahas Bahasa atau Sendu Melagu, riff & melodinya itu terus terngiang ditelinga.
Comments
Post a Comment